Sabtu, 08 September 2012

Marketing Public Relations


            Tulisan ini terinspirasi kembali atas banyaknya peluang terabaikan seorang Public Relations Officer (PRO) dalam bidang Marketing Public Relations.
            Apakah public relations (PR) sama dengan marketing? Jawabnya, tentu ya sebagaimana pendapat Philip Kotler, “PR adalah salah satu bagian atau unsur dalam marketing mix, bersama dengan 4 P lainnya. 4 P yang dimaksud Kotler adalah product, price, dan promotions.
            Lebih dari itu, Kotler malah memasukkan PR dalam konsep mega marketingnya. Dengan PR, Kotler yakin PR bersama konsep mega marketing mampu membuka negara-negara yang tertutup.
            Di sini, Kotler mencontohkan adanya pihak-pihak yang kurang berkenan terhadap produk Amerika yang diekspor kemancanegara. Untuk itu, Kotler berpendapat selain target market, yang perlu dibina agar produk Amerika dapat diekspor dengan mulus adalah gatekeepers, di dalamnya termasuk legislator, government agencies, political parties, labour unions, public interst group, dan churches.
            Berdasarkan konsep mega marketing Kotler, Thomas L. Harris (seorang jounalist) menyarankan agar praktisi PR dapat memisahkan kegiatan yang menjadi bagian dari marketing dan kegiatan yang menjadi bagian dari tingkat korporat. Kedua bagian ini kemudian berkembang dan maju bersama dan diperkenalkan dengan nama Marketing Public Relations (MPR) dan Corporate Public Relations (CPR).
            Khusus MPR, dalam menjalankan aktivitasnya berbagai hal menjadi tanggungjawabnya, antara lain memosisikan perusahaan sebagai “leader” atau “expert”. Membangun kepercayaan dan memperkenalkan produk baru. Menghapus, meluncurkan kembali (relauching) produk-produk yang sudah dewasa (mature).
            Tugas lainnya, mengomunikasikan keuntungan-keuntungan produk lama dan mempromosikan cara-cara pemakaian baru atas produk yang sudah dikenal. Melibatkan atau menggerakkan masyarakat terhadap produk dan menjangkau “secondary market”, termasuk menekan pasar yang lemah dan memperluas jangkauan iklan.
            Selain itu, MPR juga menyebar berita sebelum beriklan dan membuat iklan lebih berbunyi (menjadi bahan pembicaraan). Menjelaskan product story dengan lebih detail serta memperoleh publisitas atas produk yang tidak boleh diiklankannya.
            Berikutnya, memperoleh pemberitaan televisi atas produk-produk yang tabu diiklankan di televisi dan mengevaluasi konsep pemasaran. Mengidentifikasi produk (merek) dengan nama perusahaan dan mendapatkan dukungan konsumen dengan menjelaskan misi perusahaan, serta mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales forcei), serta memperoleh dukungan dari para penyalur.
            Menyimak banyak dan rumitnya tugas seorang PRO dalam bidang MPR, maka orang yang bekerja dalam bidang ini harus kreatif. Untuk mendapat gelar kreatif, seseorang atau PRO minimal harus memenuhi rumus yang sering penulis perkenalkan, yaitu K = D + C + B + M + T + (L) K adalah kreatif. D adalah disiplin. C adalah cerdas yang ditandai dengan pengetahuan luas dan dalam. B adalah berani, bukan nekad. M adalah motivasi. T adalah terampil, dan L adalah lingkungan.
            Nah, bagaimana yang belum memenuhi rumus di atas ? Tidak perlu khawatir. Dalam membangun kemampuan tidak ada bab terakhir, yang ada belajar dan berlatih terus ! dan khusus yang memilih bab terakhir, sama saja mengakhiri karier!

Tidak ada komentar: