Tulisan ini terinspirasi kembali
atas banyaknya peluang terabaikan seorang Public Relations Officer (PRO)
dalam bidang Marketing Public Relations.
Apakah
public relations (PR) sama dengan marketing? Jawabnya, tentu ya
sebagaimana pendapat Philip Kotler, “PR adalah salah satu bagian atau unsur
dalam marketing mix, bersama dengan 4 P lainnya. 4 P yang dimaksud
Kotler adalah product, price, dan promotions.
Lebih
dari itu, Kotler malah memasukkan PR dalam konsep mega marketingnya. Dengan
PR, Kotler yakin PR bersama konsep mega marketing mampu membuka
negara-negara yang tertutup.
Di
sini, Kotler mencontohkan adanya pihak-pihak yang kurang berkenan terhadap produk
Amerika yang diekspor kemancanegara. Untuk itu, Kotler berpendapat selain
target market, yang perlu dibina agar produk Amerika dapat diekspor
dengan mulus adalah gatekeepers, di dalamnya termasuk legislator,
government agencies, political parties, labour unions, public interst group, dan
churches.
Berdasarkan
konsep mega marketing Kotler, Thomas L. Harris (seorang jounalist)
menyarankan agar praktisi PR dapat memisahkan kegiatan yang menjadi bagian dari
marketing dan kegiatan yang menjadi bagian dari tingkat korporat. Kedua
bagian ini kemudian berkembang dan maju bersama dan diperkenalkan dengan nama Marketing
Public Relations (MPR) dan Corporate Public Relations (CPR).
Khusus
MPR, dalam menjalankan aktivitasnya berbagai hal menjadi tanggungjawabnya,
antara lain memosisikan perusahaan sebagai “leader” atau “expert”. Membangun
kepercayaan dan memperkenalkan produk baru. Menghapus, meluncurkan kembali (relauching)
produk-produk yang sudah dewasa (mature).
Tugas
lainnya, mengomunikasikan keuntungan-keuntungan produk lama dan mempromosikan
cara-cara pemakaian baru atas produk yang sudah dikenal. Melibatkan atau
menggerakkan masyarakat terhadap produk dan menjangkau “secondary market”, termasuk
menekan pasar yang lemah dan memperluas jangkauan iklan.
Selain
itu, MPR juga menyebar berita sebelum beriklan dan membuat iklan lebih berbunyi
(menjadi bahan pembicaraan). Menjelaskan product story dengan lebih
detail serta memperoleh publisitas atas produk yang tidak boleh diiklankannya.
Berikutnya,
memperoleh pemberitaan televisi atas produk-produk yang tabu diiklankan di
televisi dan mengevaluasi konsep pemasaran. Mengidentifikasi produk (merek)
dengan nama perusahaan dan mendapatkan dukungan konsumen dengan menjelaskan
misi perusahaan, serta mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales
forcei), serta memperoleh dukungan dari para penyalur.
Menyimak
banyak dan rumitnya tugas seorang PRO dalam bidang MPR, maka orang yang bekerja
dalam bidang ini harus kreatif. Untuk mendapat gelar kreatif, seseorang atau
PRO minimal harus memenuhi rumus yang sering penulis perkenalkan, yaitu K = D +
C + B + M + T + (L) K adalah kreatif. D adalah disiplin. C adalah cerdas yang
ditandai dengan pengetahuan luas dan dalam. B adalah berani, bukan nekad. M
adalah motivasi. T adalah terampil, dan L adalah lingkungan.
Nah,
bagaimana yang belum memenuhi rumus di atas ? Tidak perlu khawatir. Dalam
membangun kemampuan tidak ada bab terakhir, yang ada belajar dan berlatih terus
! dan khusus yang memilih bab terakhir, sama saja mengakhiri karier!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar